November guys! How've you been? Pheeeew, I can't believe 2020 is almost over, it passed like whooshes and left nothing? It's not that everything is bad and gruesome, some things were bearable and passable, but like bare-minimum only? It's like we've only tried to pass and survive our days with nothing intended. Some days were okay, some days were worse than other. There were nights when my eyes kept open and my thoughts wouldn't stop thinking the worse. This year is so hard. Hard, hard and hard. Human knew that they couldn't plan future, but uncertainty still killing us this time. I wish we could do better, but I think survive is maybe our best effort, and do some little things to help each other? Help is required, humanity is tested. Maybe we'll survive this, maybe we won't?
November 12, 2020
January 21, 2020
Tentang Zafran dan Speech Delay part 2
Wow.
Blog ini masih ada ya wow.
Blog ini masih ada ya wow.
Jujur saya sedikit terkejut karena barusan ada yang email saya mengenai postingan saya disini. Ternyata blog saya masih ada yang baca lho! Ya dimaklumi sih, untuk ibu dengan anak speech delay atau spektrum lainnya pasti rajin googling pengalaman ibu sejenis, untuk mengatasi kepusingan sehabis konsultasi dengan profesional.
Jadi ibu ini tanya perkembangan Zafran sekarang seperti apa. Apakah Zafran masuk SD untuk anak berkebutuhan khusus? Terapinya bagaimana? Apa yang orang tuanya lakukan hingga saat ini?
Hingga Desember 2019 kemarin Zafran masih terapi wicara dan okupasi sebanyak masing-masing dua jam per minggu. Mulai bulan Januari ini, saya dan ayahnya memutuskan Zafran stop terapi dengan beberapa alasan, diantaranya adalah:
- Zafran sudah dapat berkomunikasi dua arah. Walaupun dibandingkan perkembangan teman seusianya yang bisa membentuk kalimat panjang dan lengkap, dia masih belum bisa mengejar, akan tetapi dia sudah bisa menyampaikan kalimat-kalimat pendek, dan merespon pertanyaan.
- Motorik Zafran juga masih tidak sama dengan perkembangan teman-teman seusianya, akan tetapi menurut saya sudah cukup lumayan.
- Terapi Zafran lokasinya cukup jauh dari rumah, dan bulan Juli dia sudah masuk ke SD. Saya berpikir akan cukup melelahkan kalau terapinya dilanjut, apalagi rencananya SD nanti akan saya masukkan ekskul atau les tambahan. Selain itu, jam terapinya membuat Zafran sering pulang duluan dari TK, sehingga sedikit mengganggu aktivitasnya.
SD yang saya pilih kemarin kebetulan adalah sekolah alam inklusi yang menyediakan guru shadow. Akan tetapi, ketika dilakukan trial, Zafran dapat masuk ke kelas normal. Tentunya ini disesuaikan dengan penilaian kepada masing-masing anak, dan saya serta suami juga akan legowo apabila pada pertengahan tahun pelajaran, misalnya sekolahnya memutuskan Zafran membutuhkan guru shadow. Selama Zafran di TK, Zafran cukup bisa mengikuti pelajaran, walaupun menurut gurunya Zafran sedikit "malas" bersosialisasi dengan anak seumurannya. Saya menarik kesimpulan, karena apabila bersosialisasi dengan orang dewasa, orang dewasa akan cepat mengerti meskipun Zafran cuma berbicara sepatah dua patah kata.
Selama pengalaman terapi saya kurang lebih empat tahun ini, saya belajar sesuatu. Untuk anak dengan kebutuhan khusus seperti Zafran, tidak ada milestone pasti untuk setiap anak, walaupun diberikan terapi yang sama. Ada yang berkembang dengan cepat, ada yang berkembang dengan lambat, ada yang tidak berkembang sama sekali. Ini bukan berarti saya mencoba membuat semangat orang tua yang lain down ya. Tapi memang karena spektrum kebutuhan khusus ini luas sekali, setahu saya belum ada ilmu pastinya bagaimana cara menyembuhkan anak. Bahkan setahu saya, setiap anak yang berkebutuhan khusus pasti akan "berbeda" dengan anak normal lainnya. Banyak yang bilang, Zafran termasuk beruntung karena terapinya "manjur" dan Zafran sudah bisa berkomunikasi dengan normal. Tapi untuk orang-orang yang berinteraksi dengan Zafran setiap harinya, pasti masih bisa merasakan "keanehan" yang dimiliki Zafran.
Pengalaman dibully? Oh tentu pernah. Ada beberapa saat dimana Zafran disebut "aneh" oleh teman-temannya. Yah, untungnya anaknya belum mengerti, yang sakit hati tentu saja ibunya.Contohnya, masih ada yang bertanya kenapa Zafran masih belum bisa naik sepeda roda dua. Bagi anak-anak normal tentu saja pertanyaan itu wajar saja. Tapi untuk anak dengan kekurangan motorik kasar seperti Zafran, tentu saja sebenarnya saya sedikit kesal dengan pertanyaan tersebut, walaupun orang yang bertanya mungkin tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Saat ini Zafran sudah bisa menulis, walaupun kelihatan gripnya masih lemah. Ini juga PR buat saya, karena jujur, sejak saya berkerja kembali, saya meng"outsource"kan pengasuhan Zafran ke mbak di rumah. Otomatis pasti kegiatan-kegiatan yang bersifat theurapetic juga berkurang kan? Plus minus sih, di satu sisi Zafran juga sudah banyak berkegiatan di luar rumah.
Kalau ditanya masih galau nggak tentang masa depan Zafran, tentunya wajar untuk setiap orang tua galau tentang masa depan anak. Saya masih bertanya-tanya apakah nanti Zafran bisa memiliki teman-teman dekat, apakah Zafran bisa berkerja dengan normal, apakah Zafran akan bisa berkeluarga? But, one step at the time. Until next time.
PS. Terima kasih, mbak Citra untuk emailnya. :) :)
Subscribe to:
Posts (Atom)