Pages

May 13, 2013

[What to do in Yogya?] Ullen Sentalu Museum dan Beukenhof Restaurant

Kita datang ke Yogya tanpa bekel itinerary apa-apa karena tema liburan yang free and easy (lagian kapan sik Dela dan Rohadi punya itinerary? Wait, never? Hahaha..) Jadi waktu Minggu pagi membuka mata, rada bingung gitu mau kemana. Langsung google dengan keyword, "tempat wajib dikunjungi di Yogya" dan "10 tempat terbaik di Yogya" muncul deh nama Ullen Sentalu ini. Pertama denger museum, si suami rada melengos gini, tapi karena inget pernah baca review ini, saya rada keukeuh juga maksain untuk kesini. Apalagi review di trip advisor sangat merekomendasikan untuk kesana.

Setelah berunding, diputuskan kita akan mengunjungi Ullen Sentalu ini. Berbekal dengan alamat dari website dan maps di BB, off we go. Lokasi museum ini terletak di Kaliurang, hampir mendekati kaki Gunung Merapi, sekitar 1.5 jam dari pusat kota. Ternyata lumayan jauh juga dari Kota Yogyakarta, masuk-masuk ke jalan pedesaan, tapi jangan kuatir, kita aja yang cuma berbekal maps dan nanya ke orang (sekali!) bisa sampai ke museum itu. Kalo di Maps, namanya bukan Ullen Sentalu, tapi Museum Seni dan Budaya Jawa.


Harga tiket masuknya itu Rp. 25.000,- per orang, buat saya yang nggak pernah masuk museum sik udah keitung murah ya, tapi obrol-obrol sama temen yang suka pacaran di museum (haha), tiket ini termasuk mahal, karena biasanya dia masuk museum kalo nggak gratis,ya dipatok seharga Rp. 3.000,- - Rp. 5.000,-. Ebuset, masa sih? Hehehe..

Museum ini didirikan oleh Keluarga Haryono pada tahun 1994, awalnya merupakan museum pribadi, tapi pada tahun 1997 didirikan ulang dan mendapatkan sokongan dari Pemerintah DI Yogyakarta dan Kesultanan. Setiap rombongan ditemani oleh tour guide yang nantinya akan menemani kita puter-puter museum sepanjang tour yang berdurasi 50 menit - 1 jam ini.

No doubt, this is the best museum I've ever seen! Sayang banget di kompleks museumnya nggak boleh foto, hiks, padahal banyak banget tempat yang fotogenik. Bentuk lokasinya menyerupai gua, setau saya memang dibentuk seperti Gua Selo Giri. Kita nggak boleh ketinggalan mbak-mbak tour guidenya terutama di kompleks kedua yang kayak labirin, kalo nggak bisa kesasar. Tour guidenya enak banget, jelasin secara eksplisit dan nggak cuma text book aja. Ullen Sentalu ini penuh dengan ruangan terbuka, jadi nggak heran kalo di websitenya ditulis "diharapkan membawa payung".




Area yang boleh foto-foto cuma depan pas mau masuk, dan di belakang pas mau keluar.
Si suami semangat banget, secara dia nyambung banget sama historis Jawanya. Tapi seru juga sih, liat lukisan tiga dimensi yang mata-nya bisa ngikutin kita kemanapun kita pergi (hiii..). Tapi nggak mistis kok suasananya,  apalagi kalo rame-rame, hihihi.. Ada arca yang dipinjemin dari Dinas Purbakala, patung-patung kece, surat-surat asli dari putri dan keluarganya jaman dulu, baju menikah, replika dari perhiasan anggota kerajaan (karena yang aslinya disimpan oleh Kesultanan). 50 menit tournya blas nggak kerasa. Harus kesini deh, seenggaknya once in a lifetime. Sayang banget kalo nggak bisa liat museum sekeren ini, di Indonesia pula.

Setelah capek puter-puter museum, kita makan di Beukenhof Restaurant, restoran ala Belanda yang ada di kompleks museum itu juga. Kece deh restorannya.





Hore, Dela akhirnya bisa makan pasta! Sayangnya rasa si spaghetti bolognaise nggak sekece tampilan restorannya. Hiks. Biasa banget deh, nggak asik. Untungnya si nasi goreng Keumhul yang dipesen suami enak, jadi akhirnya ngerusuhin suami deh sama makanannya. Hehehe.. Pingin beli dessert-nya juga yang tampaknya asik, menilik dari meja sebelah, tapiii.. takut kenyang, secara pulang dari sini mau makan lagi. Hahaha..

Salah satu highlight liburan kali ini, adem jadi betah berlama-lama. Re-visit? Nggak tau deh, untuk museumnya sekali aja udah oke kayaknya, restorannya sih pingin datang lagi, pingin nyobain menu-menu lain.

Ullen Sentalu
Jl Boyong Kaliurang, Sleman Yogyakarta 
(Tel. +62 274 895161)


No comments:

Post a Comment