Pages

December 27, 2012

[MOVIE REVIEW] The Hobbit: An Unexpected Journey


The last one! For this weekend. :)

Been waiting for this one since last year. How can't I? Setelah tergila-gila dengan trilogi Lord of the Ring (both books and movies), saya menunggu hasil karya berikutnya dari Peter Jackson. Sengaja untuk tidak mengulang buku The Hobbitnya, karena banyak baca review penonton yang nggak puas sama filmnya karena terlalu memanjang-manjangkan bukunya. Sengaja juga film ini ada di urutan paling akhir acara tonton-menonton minggu ini karena katanya bikin ngantuk. Saya sudah sengaja beli cemilan banyak buat ngusir kengantukan yang katanya akan datang melanda.

Eh, turns out rame banget! Ngga ada tuh saya ngantuk sepanjang film. 3D-nya juga bikin filmnya semakin exciting. Seru seru seru.

Ceritanya dimulai dari 60 tahun sebelum pesta ulang tahun Bilbo Baggins dimana Bilbo menghilang yang ada di film "Fellowships of the Ring" itu lho. Pada suatu hari, Bilbo kedatangan 12 tamu kurcaci dan seorang ahli sihir bernama Gandalf. Ternyata rombongan kurcaci ini sedang mencari seorang pencuri untuk membantu mereka merebut kembali kejayaan negeri mereka, Erebor, yang dahulu kala direbut oleh seorang naga rakus bernama Smaug.

Tentu saja Bilbo menolak! Dia bukan pencuri. Akan tetapi Gandalf terus memaksa dengan menceritakan cerita tentang nenek moyang Bilbo yang suka berpetualang. Bilbo masih ragu apalagi ketika membaca kontrak yang dibuat oleh raja kurcaci, Thorin, dimana resiko perjalanan tidak ditanggung. Itu berarti Bilbo belum tentu selamat dari perjalanan. 

Kalau di novelnya sih, penolakan Bilbo nggak selebay di film. Cuma mungkin ini salah satu usaha dari Peter Jackson yang menginginkan satu buku menjadi trilogi. Ada beberapa hal yang tidak ada di buku tapi diceritakan panjang lebar di film. Seperti cerita tentang Penyihir Coklat, Radagast, yang awalnya tidak ada di buku, akan tetapi diceritakan cukup lama di film. Terus hingga tengah buku saya belum menemukan tentang Necromancer, sementara di film sudah diceritakan di beberapa scene. Azog the Defiler juga banyak muncul, terutama adegan pengejaran oleh Warg dan orc-orc lainnya, dimana Radagast mengalihkan perhatian mereka dengan menaiki kelinci-kelincinya yang terkenal cepatnya, sedangkan kalau di buku Azog hanya disebutkan sekilas, dan kelompok kurcaci, Bilbo dan Gandalf tiba di Rivendell tanpa kurang satu apapun.

Salah satu scene yang memorable adalah pertemuan antara Bilbo dan Gollum. Saya deg-degan sekali ketika mereka berdua bermain teka-teki, karena siapa yang tahu apa yang ada di benak Gollum yang licik itu? Walaupun akhirnya Bilbo berhasil melarikan diri karena cincin yang ditemukan di gua Gollum (yang akan memegang peranan penting nantinya di trilogi LOTR), saya penasaran sekali apakah di dua film The Hobbit kedepan akan ada scene dengan Gollum kembali?

Secara cinematography, Peter Jackson berhasil membawakan kembali Middle-earth dan Rivendell. Love every details he brought. Air terjun di Rivendell, ruangan di setiap lubang Hobbit bahkan lebih detail dibandingkan di Lord of The Ring. Gua-gua penuh emas di Erebor. Make up untuk pemeran yang ada di film itu juga masih nomor satu, Elrond digambarkan lebih muda dibanding di LOTR (hello, Hugo Weaving!). Saruman juga masih menjadi Penyihir Putih, dan masih berada di good side.

For me, The Hobbit. 4 of 5. I love watching it in big screen, and 3D definitely won't hurt. Buat yang belum nonton LOTR juga nggak papa nonton film ini, karena film ini merupakan prekuel, tetapi kalo sudah nonton, pasti bakal lebih seru karena ketemu karakter yang udah dikangenin selama beberapa tahun ini. :)

December 26, 2012

[MOVIE REVIEW] 5 cm.


Hello there! Kembali lagi ke review film ketiga saya di weekend ini (yap, setelah ini masih ada satu lagi, jadi menggenapi empat, hehe)
Saya bukan brand new fansnya dari 5 cm. Pertama kali saya baca buku ini kalau nggak salah sekitar tahun 2005, ketika buku ini masih bersampul hitam. Waktu itu masih belum banyak yang tahu soal buku ini, dan saya termasuk yang mengenalkan buku ini ke teman-teman saya di kampus, termasuk anggota-anggota Mapala itu. Saya cinta banget sama buku ini, suka sama quote-quote lucu nan memotivasi meskipun sedikit aneh dan preachy, karakternya yang unik nan ngangenin (buktinya setelah saya selesai baca, saya bengong, ngerasa nggak rela kalau bukunya udahan), dan petualangannya yang amazing buat saya yang waktu itu nggak suka sama sekali jalan-jalan. Sejak saat itu saya selalu membayangkan betapa hebatnya kalau misalnya buku ini bisa sukses dibuat film.

Eh, siapa sangka tujuh tahun kemudian mimpi saya jadi kenyataan?

Ceritanya mengisahkan tentang lima orang sahabat, Zafran, Arial, Genta, Ian dan Riana. Mereka sudah bersahabat dari sepuluh tahun yang lalu, dan selalu menghabiskan weekend bersama-sama. Tidak pernah terlewat. Seiring kisah berjalan, ternyata Zafran menaruh hati kepada Arinda, adiknya Arial (kalau di buku sih diceritakan Arinda itu saudara kembarnya Arial, cuma kurang jelas juga apakah di film Arinda merupakan adik kembar Arial, atau hanya adik saja, karena kalau kembar kok antara Pevita Pearce dan Denny Sumargo-nya kurang ada kemiripan ya?), dan ternyata diantara mereka berlima ada yang taksir-taksiran. Setelah ketemuan tiap minggu, beberapa diantara mereka merasakan kebosanan dengan pertemanan mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk break sejenak dari persahabatan mereka selama tiga bulan, dengan catatan no meeting, no text, no call, no communication at all.

Dan setelah tiga bulan itu berlalu, mereka berkumpul kembali dengan kejutan dari Genta. Acara pendakian ke Mahameru! Wah waktu itu saya merasa terkagum-kagum, secara mereka semua pendaki pemula dengan target yang keren banget, mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa! Well, nggak ada yang nggak mungkin dengan prinsip 5 cm itu bukan?

Secara keseluruhan filmnya termasuk menghibur, dan adaptasi yang bagus dari bukunya. Penggambaran tokohnya sesuai (kecuali kembaran Arinda-Arial), Secret Gardennya keren naudzubillah, apalagi Mahamerunya. Emang bener kata orang-orang, kalo film ini too preachy, sering banget adegan bagus dinodai (ceile, noda) sama kata-kata mutiara yang keluar di saat yang nggak tepat dan terdengar lebay. Quote yang dibaca caem banget di buku, waktu diucapkan bersama-sama, kok kedengerannya kayak Power Ranger ya? hahaha.. Saya paling suka quote yang ini lho kalo di buku.
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..

Nah di film ini disebutkan satu-satu sama karakter yang ada, kok jadinya aneh ya? Terus pas mereka akhirnya berhasil mencapai puncak, dan saya lagi merinding-rindingnya, tahu-tahu mereka dengan kocaknya bilang "Saya (sebutkan nama) mencintai kalian semua! Dan mencintai Indonesia!". Terdengar lebay sih, tapi mungkin saya aja ini mah, hehe..

Yang aneh satu lagi, ada salah satu karakter yang membatalkan kuliah di Manchester karena cinta Indonesia. Err, sounds absurd, isn't it?

Apapun itu, film ini salah satu film Indonesia yang layak ditonton. Saya suka, suka soundtracknya yang diisi oleh Nidji, lagunya enak-enak dan suaranya Giring Nidji yang oke banget, ada falsetto yang keren di scene-scene tertentu yang pas.

5 cm. 3 of 5.

Menjadi Ibu

Hari Ibu 22 Desember 2012. Selamat Hari Ibu untuk wanita-wanita hebat di Indonesia!

Saya berada jauh dari ibu saya. Karena kebetulan ibu saya sedang ke Surabaya menghadiri pernikahan salah satu anak temannya.

Tapi saya beruntung karena saya menyaksikan teman terdekat saya bertransformasi menjadi seorang ibu. 

Nggak bisa dipungkiri, sosok ibu menurut saya merupakan profesi yang hebat. Nggak ada satu pun keraguan di dalam hati saya, bahwa nggak mudah menjadi ibu. Mau itu ibu bekerja, ibu rumah tangga, ibu freelancer, nggak ada yang namanya part time mother. Menjadi ibu adalah pekerjaan full time. 24 jam sehari. Tujuh hari seminggu.

Walaupun saya belum menjadi ibu, saya selalu terpesona membaca artikel di The Urban Mama maupun Mommies Daily. Bagaimana ibu-ibu tersebut berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. Belajar tiada henti agar informasi yang ada bisa ter-update, sehingga tidak termakan "Katanya" yang sudah bercokol di tradisi keluarga.

Kemaren saya membaca timeline milik salah seorang teman di twitter. Saya lupa isinya, akan tetapi kurang lebih menyatakan bahwa menjadi ibu merupakan pencapaian terbesar bagi seorang wanita. Saya merasa tergelitik membaca ini. Bukan berarti menyalahkan, karena pendapat itu tidak sepenuhnya salah, tapi menurut saya, ini juga tidak sepenuhnya benar.

Disclaimer. Ini merupakan pendapat pribadi saya. Tidak ada yang benar ataupun salah, baik dari pendapat teman saya maupun pendapat saya.

Kalau menurut saya, menikah dan memiliki anak itu merupakan pilihan bagi setiap wanita. Bagi beberapa wanita, mungkin itu merupakan pencapaian terbesar dalam hidupnya. Bagi beberapa wanita lainnya, mungkin bukan. Kalau menjadi ibu merupakan pencapaian terbesar bagi wanita, bagaimana dengan wanita yang tidak bisa memiliki anak? Atau memilih tidak memiliki anak? Apa berarti hidupnya merupakan suatu kesia-siaan karena tidak dapat mencapai tujuan terbesarnya dalam hidup?

IMO, pencapaian terbesar bagi seorang wanita (bahkan untuk seorang manusia) adalah kebahagiaan. Kita nggak tau pasti apa bentuk kebahagiaan itu, karena akan berbeda bagi setiap orangnya. Bagi sebagian orang, mungkin itu bayinya. Mungkin keluarga. Suami. Karir. Louis Vuitton Neverfull. I'll never judge, because it'll be totally different for every one.

Jadi, rasanya sedih sekali kalau pencapaian terbesar dalam hidup kita masih terkotak-kotakan, terutama oleh masalah gender. Saya bukan seorang feminis, dan pada suatu saat ketika saya insya Allah diberikan anugerah berupa seorang anak, mungkin juga saya akan berkata bahwa menjadi ibu adalah pencapaian terbesar bagi saya. Saya tidak tahu. Tapi yang saya tahu, saya akan fokus ke kebahagiaan saya sendiri. Saya tidak akan menilai dan meng-underestimate-kan kebahagiaan orang lain.

Sekian dari saya. Apapun pendapat saya, ibu adalah makhluk yang memang luar biasa. I never doubt that. :)

[MOVIE REVIEW] Habibie & Ainun


Saya lupa pertama kali saya nonton trailer film ini dimana, yang saya ingat waktu itu saya sudah berkaca-kaca hanya dengan menonton trailernya saja. Kesampaian juga nonton film ini, setelah puas nonton Life of Pi, masih di Botani Square XXI lokasinya.

Saya belum pernah baca bukunya, entah kenapa, padahal berulang kali saya niatkan untuk membeli dan membaca buku ini. Akhirnya hari demi hari berlalu, dan saya pun lupa. Kemarin baru ngeh kalau belum pernah baca bukunya, tapi apapun yang terjadi maju terus pantang mundurlah. Apalagi ada Reza Rahadian, yang kalau diliat dari trailernya, cukup berhasil menghidupkan sosok Pak Habibie baik dari gaya bicara maupun tingkah lakunya (walaupun Reza sepertinya terlalu tinggi untuk memerankan Pak Habibie ya? :p). Kalau dari sosok alm. Ibu Ainun sendiri, saya tidak berani berkomentar banyak, karena saya tidak banyak melihat footage dari almarhum, jadi saya tidak bisa memberikan penilaian apakah BCL sudah pas dalam memerankan ybs. Yang saya tahu, chemistry antar mereka berdua cukup tajam, walaupun masih belum se-oke chemistry Reza-Acha di Test Pack (tetep ya, walaupun menurut saya film yang ini lebih gloomy dibandingkan Test Pack yang lebih cheerful, sehingga mungkin lho bisa meng-eksplor chemistry antara pemeran utamanya).

Setelah baca artikel ini, lebih tertariklah saya untuk menonton, dan alhamdulilah saya suka sekali dengan filmnya. Filmnya bercerita tentang kisah hidup Pak Habibie dan Ibu Ainun, dari pertama mereka berada di satu sekolah menengah, berpisah, kemudian bertemu lagi setelah Habibie lulus kuliah di Jerman, dan Ainun telah menjadi dokter. Singkat cerita mereka menikah, kemudian menghadapi hidup penuh cobaan di Jerman. Film ini juga menceritakan ketika Habibie menjabat menjadi Menristek, penerbangan pertama N-250 (saya lupa, tapi suami masih ingat setiap detiknya ketika dia menonton penerbangan ini ditayangkan di TV. Saya merinding gila liat cuplikannya di film ini. Wahai Indonesiaku yang perkasa, kenapa sekarang jadi seperti ini? Duh Gusti..), dan pemerintahan singkat Pak Habibie setelah Pak Harto dipaksa lengser.

Saya suka sekali dengan keterkaitan antara pekerjaan Pak Habibie dengan kehidupan pribadinya. Berulang kali saya membaca di timeline, kalo harus siap-siap tissue kalo nonton film ini, akan tetapi saya tidak menangis hingga scene yang terakhir. Very last scene. Oh my God, perlu spoilerkah? Semua orang tahu akhir cerita ini, tetapi nggak ada yang lebih mengharukan dibandingkan melihat Pak Habibie asli (bukan Reza) didorong menggunakan kursi roda pada saat melayat makam istrinya, dan mencium nisan istrinya. 
T__T

Bagi suami saya, scene yang paling mengharukan adalah ketika Pak Habibie dan Ibu Ainun sedang berada di hanggar, memandangi pesawat yang dulu dibuat oleh Pak Habibie, dan beliau menyadari begitu banyak waktu bersama keluarga yang beliau korbankan untuk mewujudkan mimpinya, membuat pesawat untuk menghubungkan 17.000 pulau di Indonesia.

Over all saya suka sekali, mengharukan (dan menurut saya film yang membuat penontonnya berhasil meneteskan air mata terus-terusan sama bagusnya dengan film yang memiliki twisted plot di bagian endingnya). Cuma ada beberapa product placement yang menganggu dan bikin mulut nggak tahan berkomentar, "Serius lo, ini udah ada di tahun segitu?"

Habibie & Ainun. 3.5 of 5. Watching in DVD is okay.

[MOVIE REVIEW] Life of Pi


Setelah sebulan lewat dari tanggal perdana penayangannya, dan hampir semua bioskop sudah menurunkan film ini dari studionya, secara susah payah saya mencari bioskop mana yang masih menayangkan film ini. Akhirnya hari Minggu kemarin bersama suami, saya pergi ke Botani Square, sekaligus berniat untuk menonton film "Habibie & Ainun" (reviewnya di posting berikutnya ya.)

Ngomong-ngomong tentang film ini, jadi inget bukunya yang masih tergeletak manis di lemari, minta dibaca. Bukan berarti saya belum pernah baca, tapi pertama dan terakhir kali saya baca bukunya secara skimming sekali (karena malas dan berpikir ceritanya berat sekali sih). Inti ceritanya si, tentang seorang anak pemilik kebun binatang bernama Pi, yang ketika sedang menaiki kapal ke Kanada, terjebak badai dan kapal yang dinaikinya karam. Pi selamat karena sebelumnya sempat dilemparkan oleh seorang anak buah kapal ke sebuah sekoci. Di sekoci ini, Pi terombang-ambing bersama seekor zebra, seekor orang utan, seekor hyena, dan seekor Macan Bengali bernama Richard Parker.
Lalu Pi mulai beranjak remaja, dan jatuh cinta pada seorang gadis. Sayang hal ini terputus karena keluarga Pi memutuskan untuk pindah ke Kanada dan memulai hidup baru disana. Pi remaja ini yang mengalami pengalaman menakjubkan di sekoci.
Pi dewasa membuka film dengan luwes dan penuh misteri, dimana dia bertemu dengan seorang penulis yang berniat untuk menulis cerita tentang Pi. Saya suka dengan pemeran Pi dewasa, dan ternyata dia juga pernah main di film The Amazing Spiderman.

Saya lupa cerita di bukunya, sudah lama sekali sejak saya membaca buku itu, tapi kalau di film, kisah hidup Pi dibagi menjadi tiga bagian. Pi kecil, dimana waktu itu dia menjadi bulan-bulanan teman sekolahnya karena namanya yang aneh, yaitu Piscine. Selain itu juga masa kecil Pi dipenuhi dengan pendalamannya kepada tiga agama, Hindu, Katolik dan Muslim. Saya suka sekali dengan anggota keluarga Pi yang memiliki beraneka ragam perspektif, Ibu Pi yang sangat religius, dan ayahnya yang sekuler, karena pada masa kecilnya dia menderita polio dan diselamatkan oleh obat-obatan barat.

Saat berada di sekoci, Pi mengalami beberapa pengalaman, yang menakjubkan (favorit saya adalah scene ikan paus! It's really beautiful I could cry.), yang menyedihkan (sebagai pencinta binatang, saya paling nggak tega melihat binatang tersakiti), dan juga yang hampir tidak dapat dipercaya (hello pulau karnivora!). Karakter favorit? Tentu saja Richard Parker! Dari awal, rasanya sulit menyukai binatang ini, terutama karena sikapnya yang ganas dan karnivor. Tapi setelah kurang lebih setengah film berjalan, I thought I'll be cursing damn loud if something happened with him. Apalagi ketika ada salah satu scene dimana Richard Parker yang kelaparan tercebur karena berusaha mencari makan, dan dia tidak bisa naik lagi ke sekoci. Melihat Richard Parker yang bergelantungan ke sekoci hanya dengan menancapkan kukunya ke tepian sekoci, rasanya saya bisa merasakan perasaan Pi yang tidak tega untuk membunuh binatang itu setelah sekian lama merasa terancam olehnya.

Kalau saya pernah baca-baca di beberapa sumber di internet, wawancara dengan Yann Martel, Life of Pi ini bercerita tentang keimanan seseorang. Bagaimana kita bisa meyakini sesuatu, walaupun sesuatu itu tidak mungkin. Dan bagaimana kita bisa memilih sudut pandang, dan memilih cerita yang paling sesuai dengan hati kita untuk diyakini. Karena seperti itulah kita dengan Tuhan bukan? Endingnya tidak mengejutkan untuk saya yang pernah membaca novelnya, tapi mungkin bagi yang belum akan merasa terkejut, dan menimbang-nimbang dimana sebenarnya kebenaran itu terletak.

Life of Pi. 4 of 5. Very recommended. Watching in 3D or IMAX won't hurt. Ang Lee FTW!

PS. 
Ada pengalaman yang kurang mengenakkan waktu menonton di Botani Square XXI. Saya dan suami memesan ice blend green tea dan ice blencinno, waktu itu kasirnya bilang akan diantarkan kedalam. Saya setuju, karena biasanya tidak ada masalah dengan itu. Setengah jam film berlangsung, pesanan kami belum diantarkan, padahal saya sudah melihat pesanan beberapa orang diantarkan. Setelah sejam tidak datang, saya menjadi tidak sabar danmeminta suami untuk keluar studio. Ternyata menurut suami, pesanan kami sudah jadi, namun entah mengapa tidak diantarkan. Kasir yang ada tidak dapat memberi penjelasan. Sungguh sangat disayangkan, karena untuk harga yang menurut saya cukup mahal, pelayanan yang diberikan seharusnya sudah mumpuni. Suami saya sempat berniat untuk melapor ke manager, tapi karena waktu itu di sekitar XXI Cafe tidak terdapat manager, dan suami saya takut ketinggalan film yang saat itu masih berlangsung, suami saya mengurungkan niatnya.
Update
Komplain telah saya layangkan melalui @cinema21, dan telah mendapat tanggapan berupa permintaan maaf dari admin. Saya hanya berharap bahwa kejadian seperti ini tidak terulang lagi, karena sangat merugikan pelanggan yang telah membayar mahal untuk makanan maupun minuman.

December 21, 2012

Bahagia hari ini adalah....

Today's Friday. And tomorrow, we get holiday until Tuesday. Christmas holiday. I am not Christian, but I do embrace it as well, secara biasanya banyak film seru di TV kalo liburan natal (plus liburan sekolah juga yang gw tau), lot of joy and happiness!

My best friend, very best and longest friend, gave a birth to a beautiful baby girl this morning. I've been friend with her since five, so it's kinda dream for me. Waktu tadi pagi telepon-an sama suaminya, nggak sadar gw nangis denger dia udah lahiran. Lebay nggak si, yang jelas gw ngerasa terharu dan sangat bahagia. It's a new milestone for our friendship, and it's a great one. (buat dedek bayi yang pemberian namanya masih nunggu rapat antara nenek-kakeknya juga, you're a smart one ya nak! Milih tanggal cantik buat keluar, abis itu masih nunggu bapak sama auntynya gajian dulu. I guess you'll have bright future then :p). Will update pictures after meeting them this afternoon (have to deal with a client first, I can't wait!

Panda's coming back home! Been ranting about my lost cat since two days ago. Mama percaya dia diambil orang soalnya dia bukan tipe-tipe yang suka keliaran. Eh, pagi ini ada miauw-miauw di luar, pas Papa cek, eh ternyata Panda! Dibukain pintu, langsung lari kedalam, minum banyak banget, ngos-ngosan kayak abis jalan jauh. Tapi tetep curiganya diambil orang sih, soalnya badannya jadi wangi banget, dan secara kalo di rumah kita males banget mandiin (hahaha), jadi pasti dia dimandiin orang lain kan? Good boy (eh or girl), hope it'll be alright for a while.


Pagi-pagi dibawain bos nugget isi keju buat sarapan. Udah pingin nyobain nugget jenis gini, cuma belum sempet-sempet juga (alesan). Dan ternyata enyaaaak, hihihi, makasih ya bu, sering-sering ya. Muah. :D (dan nggak sempet foto nuggetnya karena langsung diserbu sama bawahannya yang rata-rata anak kos --well, I am not-- dan kelaparan pagi-pagi).

Last but not least, bakal ketemu suami gw setelah sekian lama (ok, lebay baru satu minggu, but you've no idea how hard long distance marriage is. Or you have an idea. I dunno. It is hard, I tell you), and will spend many days ahead together, secara dia katanya mau ijin minggu terakhir Desember, dan ngepol-in liburannya sampe tanggal 1! Yay, God bless the holiday!

What makes you happy today? See, after hard storm, rainbow appears. :) :)

December 13, 2012

Tutup Buku

It's mid-December already!

While kantor lagi sibuk kejar target laba tahun ini (office seriously looks like hell), saya juga lagi ceki-ceki target pribadi untuk tahun ini. Sudah tercapaikah? Ada yang belum? Kenapa?
Resolusi, walaupun klise, cukup ampuh dan efektif juga lho. Dengan membuat list hal-hal apa saja yang pingin kita raih di tahun ini, kurang lebih memotivasi diri kita sendiri. List itu nggak perlu berisi hal-hal super luar biasa, cukup personal dan family target, apa yang mau kita dapatkan dan kerjakan pada tahun ini.

Beberapa target terlaksana. Alhamdulilah. Berhasil menikah tahun ini (yay!), sudah mulai mencoba hidup sehat dengan rajin bawa bekal buah dan sayur ke kantor. Saya juga sudah mulai berolahraga walaupun masih belum termasuk sport freak. Step by step aja.
Alhamdulilaah..
Untuk tahun ini, ada beberapa point yang saya missed. Ouch, excuses apa yang harus dikeluarkan yah? Haha, no excuses, tapi target yang belum terlaksana itu harus, HARUS diusahakan agar bisa terjadi tahun ini. Masih ada dua minggu lagi. Semangat! Hehehe, kalau nggak bisa juga, terpaksa dimundurkan di tahun depan sambil evaluasi diri kenapa belum tercapai. Contoh, belum sempet belajar menyetir (duh, duh), shalat duha masih bolong-bolong, investasi belum maksimal. Tahun depan harus bisa tercapai semua! 

Selain itu juga ada beberapa target yang harus direvisi... karena kondisi. Rencana pingin jalan-jalan ke Singapore bareng suami, tapi akhirnya belok ke Bali karena dapat tiket promo Garuda Indonesia yang super duper murah (dan suami belum sempet-sempet juga ngurus paspor. Babe, if you read this, go make yours ASAP!!!). Rencana mau beli mobil pertama juga batal, karena ternyata dapet fasilitas dari kantor untuk pembiayaan rumah terlebih dahulu.
Nice beach, and nice bule. Hahahaha..

Have no idea bakal punya rumah tahun ini. This one is out of plan, but really good happening. :)
At the end, we are not super human, and our life is not as perfect as comic book. Intinya, apapun target yang sudah dipasang, ayo sama-sama kerja keras buat memenuhinya! 
Happy Resolution-making month! :D

December 05, 2012

Let's Work.. Not.

I love my job.

Well, sometimes I don't. But I often do. (manusiawi lah ya)

Salah satu hal yang menarik dari kerjaan gw adalah ketemu orang-orang yang punya usaha baru di tempat-tempat baru. Seperti kemarin habis datang ke perkumpulan nelayan di daerah Pelabuhan Ratu. Seneng banget lihat pantai, walaupun kesana pakai kemeja dan blazer, dan bukan buat main air.






Beach needs flip flop, not a pump shoes *sigh*


Yang jadi favorit? Makanannya?


See, even in the hardest work, rainbow appears. Now, let's be grateful with your job and try to do your best. Cheers! :)

December 03, 2012

Very Short Trip to Bandung

Karena perjalanannya nggak terencana, dan nggak bisa dibilang liburan juga si, makanya we almost didn't take picture. Nyesel ih, jadi nggak punya bahan di blog ini, tapi nggak apa-apa lah cerita dikit mah.
Kemarin trip dadakan ke Bandung karena pertama, ada keluarga deket yang nikah, congratulation a Gilang, finally! Kedua, jemput mama yang sedari Rabu udah di Bandung, karena ngurus adek semata wayang yang sakit. Adek gue ini udah 21 tahun, tapi kalo sakit, lagaknya udah kayak sekarat, sampe si mamah harus langsung bergegas nyamperin. Zzzz. Tapi sekalian nengokin dia sih, karena dia juga udah jarang banget pulang ke rumah, dan gue belum pernah ke kos-annya dia yang baru.

Off we go to Bandung, gue dan suami. Bandung is everyone's favorite, isn't it? Definitely not for us. Bukan berarti kita nggak suka sama kota Bandung, Bandung is okay, but we don't have any connection or memory as other people have. Kita berdua lebih kejakartaan dibandingkan kebandungan. :p Dan, while everyone is knowing Bandung with every vein in their body, gue sama suami sampai sekarang masih ngerasa asing sama kota ini.Oh well..

Ternyata macet ya bung kalo Minggu pagi! Salah kita juga sih, nggak mengenal kondisi, tapi turun jembatan Pasopati, di sepanjang jalan Surapati itu buset dah macetnya. Ternyata ada pasar kaget disitu. Buset ramenya, malah pingin ikut-ikutan turun dan belanja, kalo nggak keburu bete karena hampir sejam stuck disana.

Singkat cerita, setelah melewati macet, terus sempet nyasar-nyasar cari kosannya Aldo, akhirnya ketemu juga. Terus kita berempat pergi ke Balai Besar Tekstil buat dateng ke acara resepsi a Gilang. Dan still, macet dunk. Bandung separah ini ya sekarang?

Abis pulang, Aldo ngajakin maen ke PVJ. Haha, pasti ada maunya, dan iya dunk, dia udah eye-ing salah satu sweaternya Topman. Astaga, udah makin tua ya dia, gue kangen banget saat dia dibeliin kaos distro aja udah puas. Zz. Tapi gue udah bilang, kalo misalnya nanti dia udah kerja, giliran dia yang belanjain gue. Hahaha. Akhirnya kita berdua pergi ke PVJ, sementara mama sama suami istirahat di kamar. Mama sih males mau puter-puter lagi, sedangkan suami kurang enak badan. Ada untungnya juga sih, gue pasti nggak enak belanja-belenji kalo ditungguin suami. Oops, hahaha.

Gara-gara adek gue princess banget (seriusan dia pilih-pilih baju lamaaaak abis, hiks! Yang ini aja deh teh. Eh nggak jadi ding, yang ini aja. Eh. *elapkeringet*), akhirnya pulang ke kosnya udah malem. Hadeh, jam berapa ini pulang ke Sukabuminya, mana suami harus berangkat ke Jakarta lagi besok pagi-pagi. Akhirnya baru jam setengah delapan cao dari kosnya Aldo (mama melankolis banget ninggalin anak lelaki semata wayangnya. zzz, kan bisa kesini lagi mamaaah..).

Sempet mampir ke Bawean Resto dulu. Aduh, happy, dari awal emang rencana mau kesini, tapi nggak maksain sih, kalo schedulenya bisa aja. Ternyata waktu pulang lewat ke Jalan Gandapura. dan disana ada Bawean Resto yang jual kue-kuenya juga. Kalo kata Teh Nessa, Toko Kue Baweannya ada di Jalan Bawean, deket Pasar Cihapit. Terus sempet google juga, kalo ada cabangnya di Dago.

Excited banget, soalnya kuenya kayak enak-enak! Beli macaroons (yang harganya 7.500 aja per bijinya, kue segede jempol gitu, hadeeeeh..), nougat roll, sama bagelen kering kejunya. Kata teh Nessa si yang enak bagelen basahnya, cuma gue nggak tau dan telat baca, jadi nggak beli deh. T___T Harganya si pricey sih, cuma kalo nougat rollnya kata suami enak. Yang lain sih belum dicoba, jadi nggak tau, hehe.  Dan gue melakukan satu kesalahan bodoh dengan beli nougat roll yang ada rhumnya. Duh, udah malem, ngantuk dan capek kali ya, padahal gue udah baca wanti-wantinya orang di review toko kue ini, tapi tetep aja lupa. Baru ngeh waktu mau motongin rollnya buat bekelin suami sarapan, dan baca di stiker kotaknya kalo kue ini mengandung rhum T__T" Trus karena gue istri yang baik, gue nggak bilang-bilang dulu dunk sama suami, biar dia nyicipin dulu. Hadeh, hahaha, parah ya gue. Abis dia nyicipin, gue tanya enak apa nggak, dia bilang enak, baru dah gue ngaku. Terus suami bilang, zzz, pantes aku ngerasa sedikit pusing ya abis makan ini. Huaaa, seriuuus.. :))

Overall, seru lah kemarin, walaupun sedikit in a rush, dan nggak sempet beli pancake duren di Honeymoon Dessert (tetep). Yang penting, seru dan bersama-sama! Have a good Monday everyone! :D

November 26, 2012

Budaya Negatif

Sering nggak sih denger orang lain atau kadang-kadang kita sendiri mengeluarkan komentar negatif atau respon negatif atas perbuatan atau perkataan orang lain. Saya sih masih ngerasa suka melakukan ini *malu*. Padahal mungkin awalnya cuma bercanda, atau nggak sengaja, tapi kalo diliat-liat perbuatan ini cukup sering saya lakukan.

Contoh 1
Liat undangan perkawinan salah seorang teman/ saudara.
"Duh, ini undangan lebay banget deh, fotonya juga nggak banget."

Contoh 2
Habis morning briefing di kantor
"Target, target mulu. Situ pemimpin, enaknya bisa nyuruh-nyuruh aja"

Keliatan simple kan? Tapi ternyata kalau kita yang mengalaminya sendiri, nggak enak lho. Seperti yang terjadi sama saya.

Saya bawa bekal sayuran ke kantor. Komentar seorang teman.
"Buset, sehat banget lo. Udah turun berapa kilo jadinya sekarang?"
atau
"Lagi diet ya?"

Sebenarnya komentar-komentar seperti itu simple,dan kadang juga bermaksud untuk bercanda, cuma terkadang kesal nggak sih, dengan maksud kita yang positif, malah dikomen aneh-aneh sama orang?
Jadi sekarang yang harus dilakukan.

1. Berkaca! Susah banget ngurangin celetukan-celetukan seperti diatas, cuma ayo kita coba! Better silent!

2. Senyum manis tiap dengar ada komentar negatif atau yang tidak berkenan di hati kita. Tarik nafas, hitung sampai sepuluh sebelum menjawab celetukan itu dengan jawaban yang lebih pedas lagi. Lah, nanti nggak selese-selese dunk :p

So, ayo budaya positif! Have a good Monday everyone!


November 21, 2012

Aftermath

Sepulang dari Bali, gue stay beberapa hari di Jakarta. Hari Rabu dihabiskan dengan tidur! Oh, suamiku sayang, suamiku malang, gue literally tidur nyaris 24 jam dalam hari itu. Cuma bangun buat makan, minum obat (yes, the sick was still there), dan tak lama kemudian, kantuk melanda dan tidur lagi. Suamiku, gue nggak tau dia ngapain aja hari itu. Cengok aja kali ya nontonin istrinya. :D
Kamis gue udah lumayan sehat, dan gue segera menagih janji suami buat nonton Skyfall. Iyaaaah, gue telat, tauk ih, disaat orang lain heboh ngomongin betapa gantengnya Q, gue cengok aja nggak ngerti. Akhirnya pergilah kita ke Pejaten Village buat nonton Skyfall.

Review Singkat - Skyfall.

Q-nya cakep! Hahaha, over all sih sebenernya filmnya oke, actionnya keren, apalagi opening scene yang pake excavator itu, walopun lebay tapi luar biasa. Silvanya keren abis, he may be the best villain... after Joker, of course. :p Cuma... filmnya kepanjangan. Dua setengah jam aja lho. Belum AC bioskop dingin aja, gue makin srot-srot aja. Bosen jadinya. Terus seriusan, I hate sad ending. And I still prefer Pierce Brosnan's Bond than Daniel Craig's. Tampaknya gue lebih suka yang flamboyan begitu-begitu deh dibanding yang super duper serius. Tapi seneng banget sama si Moneypenny, karakternya lebih ngena dibanding cewek Bond yang satu lagi, I even forgot her character's name. Ralph Fiennes as Mallory, I like! Jadi, kalo buat hiburan singkat, nonton aja. I demand more Q's scene! Hahaha.

Abis nonton James Bond, gue sama suami mampir ke Aksara Store Kemang buat liat annual salenya mereka, tapi nggak beli apa-apa akhirnya, soalnya gue juga abis beli The Ring of Solomon di Gramedia Pejaten. Have I told you that this is a Bartimaeus novel? And have I told you that I love him so much? Novel ini terpisah dari trilogy-nya yang kemaren, tapi ceritanya tetep keren, huhu.. Jonathan Stroud ciamik banget sih kalo udah penokohan sudut pandang pertama, terus footnotenya yang menggemaskan itu lho. Barty, I really love you! Udahan ya, kalo nggak bisa jadi review panjang, dan ngomong-ngomong soal review, gue jadi inget udah menelantarkan blog gue yang ini. Duh.

Lanjut jalan ke Plaza Blok M, tell me what you really have to say, but I like this place. A lot of food choice, terus bioskopnya juga jarang rame, dan studionya banyak. Gue nonton lagi dunk disini, Alex Cross this time. Pingin nonton karena penasaran dan dulu ngefans banget sama karakter itu pas baca novel James Patterson.

Review Singkat - Alex Cross


Plot-nya lambat dan sedikit boring pas pertengahan film kebelakang. Sebenernya si premise filmnya oke, villainnya keren, Matthew Fox berhasil banget buat jadi orang yang paling dibenci sedunia. Tapi Tyler Perrynya kurang greget, dan meanwhile si Alex Cross punya banyak banget chemistry sama partnernya di buku, it doesn't seems like that in the movie. Film ini si so-so ya, tonton di DVD aja lah, nggak wajib buat nonton di bioskop.

Nonton done, makan malam di Domino's, I love their thin crust pizza sama chicken wings saus barbecue! Ini seriusan nggak ada yang mau buka Domino's di Sukabumi ya? T__T

Besok Jumatnya ketemuan Wulan dan Teguh di Margo City dalam rangka nonton Breaking Dawn part 2. I am not big fan of Twilight Saga, tapi karena gue selalu nonton yang sebelum-belumnya, gue memutuskan harus nonton ini, biar bisa puas mockingnya. And Taylor Lautner is kinda hot, isn't him? Dateng sekitar jam 11, eh wait, kok Platinum Screens udah rame aja ABG-ABG pada ngantri mengular sampe keluar studio? Akhirnya gue bergegas, terus nyuruh suami ngantri, sementara gue turun ke Bread Talk buat beliin dia sarapan. Oh suami, engkau sangat berjasa supaya cewek-cewek ini bisa nonton Edward Cullen. :))

Review Singkat - Breaking Dawn part 2


Intinya sih tontonlah film ini dengan hati jumawa dan kepala kosong. Nggak usah pake mikir, mempermasalahkan ini itu, keganjilan disana-sini, efek yang jeleknya minta ampun. Yang gue inget si, gue banyak komentar sama suami, cekikikan sambil bisik-bisik komentar sama Wulan. Ceritanya plek sama bukunya kok, kayaknya sih nggak ada yang diubah-ubah. Nggak penting juga nonton di bioskop, DVD aja lah, atau kalo bisa download gratisannya aja. Hahaha.

Sempet mampir Disc Tarra, eh, DVD Testpack udah keluar! Sik asik, cuma Rp. 39.000,- udah dapet yang original, gue sebenernya rada sangsi, not a big fan of Acha, gue suka geli aja liat ketawa dia sama nangis yang sebelas dua belas. Sampai rumah langsung nonton, walaupun suami rada protes, karena sebelumnya udah dipaksa nemenin nonton Breaking Dawn dan sekarang harus nonton film "gue" lagi.

Review - Testpack

Jujur surprise banget, ternyata filmnya bagus! Banget! Mungkin paling noticeable dibandingkan tiga film yang kita tonton sebelumnya. Suami sampai bilang, "Untung ya beb, kita nggak nonton film ini di bioskop, diusir kali ya kita saking berisiknya keketawaan." Emang dia parah abis ketawanya, terutama di scenenya Dr Peni S sama pasangan Sutoyo. Chemistrynya Acha-Reza keren abis. Mereka mirip suami istri beneran, dari gesture, tata cara ngomong, nggak dibikin-bikin. I can't believe I say this, but I really love Acha here. She's sweet, fragile, sedangkan Reza lebih ke arah tengil. O my, I love, love, love this movie.

What a wonderful long weekend! Jadi kapan ada tanggal merah sama cuti bersama lagi? :D

Once Upon a Time..

.. there was an angry princess. And this is a story before her wedding. Furthermore, click here.

November 19, 2012

Bali (Last Day)

Hari terakhir!! Hua, I can't believe it's over! :( :(

Hari terakhir literally nggak ngapa-ngapain, bangun malas, packing malas. Beli McD breakfast set dan egg Mcmuffin buat sarapan, sempet heboh karena kunci hotel ilang, dan ternyata ketinggalan di McD. Zzzzz.. dan pada akhirnya mewujudkan impian gue sejak awal. Berenang di kolam Hard Rock Hotel yang gedenya nggak sante itu!


photo from here
Berenang kecipak kecipuk nggak sampe setengah jam udahan karena pilek yang melanda. Damn, I hate this cold. Tapi kan tetep harus bersyukur ya, astagfirullah, alhamdulilah ya Allah..

Pas mau packing, bingung karena baju renang masih basah. Duh, bego ya Dela, berenangnya kenapa hari terakhir, kan basah jadinya bawaan. Akhirnya pake tips dari Dua Ransel, baju renang dan semua yang basah-basah itu diperes, dan dibungkus pake handuk hotel, terus diteken-teken sampai airnya keluar. Lumayan kering juga ternyata walaupun tetap harus dimasukin kantung plastik. Awalnya mau di-hairdryer juga, tapi malasnyoooh, hahaha..

Sarapan sambil nonton (lagi) dan review buat liburan kali ini. Emang kurang optimal, kerasa banget banyak waktu yang kebuang (buat tidur), situasi badan yang nggak oke, perencanaan yang kurang. Tapi alhamdulilah, liburan ini kita berdua senang, banyak makan, dan bahagia.
Paling bawah ini badge dari backpacker yang antri taksi di depan gue. :D



Lot of cute dogs di Bali.
Best hotel ever!
Jadi, kemana kita liburan depan??? \:D/

Bali (Day 2) part 2

Berbekal tekad kuat dan titik merah di GPS yang menunjukkan Jalan Nangka Gg Nuri I no 14, bergegaslah gue dan suami cari home industry pie susu Bali yang katanya terenak seantero jagad ini. Ternyata perjalanan dari Tanah Lot ke Denpasar cukup jauh juga ya, apalagi dengan kondisi badan gue  yang nggak terlalu bagus. Sulitnya lagi, banyak banget jalan di Denpasar yang satu arah, jadi pas kita mikir, "ooh, bentar lagi ni sampe" ternyata harus puter-puter cukup jauh (huf, elap keringet). Jadilah kita muter-muter dalam kota, ngikutin peta, brenti sana-sini buat tanya dimana Jalan Nangka, sampe akhirnya ketemu! Dan... jalannya satu arah.
Bayangin setelah perjuangan lo nyari jauh-jauh itu si Jalan Nangka, ternyata jalannya satu arah, dan di GPS ternyata muternya lumayan jauh. Malesin banget nggak si, demi si pie susu. Gue udah mau membatalkan niat, tapi suami bilang, sayang banget udah nyampe sini kalo nggak diterusin. Akhirnya, bismillah, kita terusin perjuangan cari gang Nuri ini.
Sampe kapanpun gue nggak mimpi kalo bakal masuk gang-gang perumahan, jalan-jalan sempit yang sama sekali nggak berbau Bali, malahan gue berasanya lagiputer-puter naik motor aja sore-sore di gang depan rumah. Hahahaha. Sempet nanya ke satu penjaga toko, she had no idea soal pie susu Jalan Nangka ini, gue sempet hopeless, bener nggak si alamatnya disini. Puter-puter sana sini, nurut sama arah di GPS, dan betapa leganya pas nemu tanda ini...


Itu gue sama suami bahagia sebahagia-bahagianya. Big victory! Emang pie susu ini home industry, lokasinya juga di rumah biasa, tapi katanya enaaak banget (dan emang enak! Suami doyan banget, gw juga doyan walo nggak semaruk dia, hahaha).
Tampak depannya seperti ini.
Per satuannya dijual Rp. 2.000,-, waktu datang ibu-ibunya baru ngangkat pie susu yang baru diangkat dari oven, wangi banget. Gue langsung minta pie yang paling baru. Pie ini bisa tahan 6 hari diluar kulkas dan lebih dari sebulan kalo misalnya dimasukkan ke kulkas.

Setelah borong empat kardus pie susu (dan sekarang gue masih rada nyesel kenapa nggak beli lebih banyak lagi), gue dan suami memutuskan untuk pulang ke hotel, karena kondisi badan gue udah nggak memungkinkan, terus hidung srot2an mulu lagi. Tapi liat di GPS, kok lokasinya udah deket sama Toko Krisna di Jalan Nusakambangan ya? Akhirnya diskusi-diskusi sama suami, setujulah buat mampir dulu ke toko ini, walo pada dasarnya kita nggak rencana beli oleh-oleh apapun, cuma penasaran aja sama toko yang katanya gede dan lengkapnya luar biasa ini.
Setelah momotoran beberapa saat kemudian (dan ternyata nggak deket juga, thanks to jalan searah Bali yang muter-muterin kita), sampai juga ke Toko Krisna. Toko ini bersebelahan sama Pusat Perbelanjaan Erlangga yang nggak kalah gedenya juga).





Tipikal oleh-oleh ala Indonesia sih. Barang dari anyaman rotan, manik-manik, batik. Cuma karena tokonya yang gede, jadi amazed juga yah. Gue sih cuma beli dompet anyaman rotan buat temen-temen kerja, semacam penjepit makanan buat Eno, sama dress buat Wulan. Suami beli tas rotan buat adeknya yang pada akhirnya gue pakai juga waktupulang ke Jakarta demi memperkecil bagasi. Dan ternyata enak juga ternyata dipake, karena spacenya gede. :p

Saking asyiknya nggak sadar dunk kalo udah jam 4, dan laper banget. Astaga, belum makan siang dari tadi! Akhirnya pulang ke hotel dengan niat, kalo liat tempat yang menarik buat makan, langsung brenti! Beberapa kali liat restoran seafood, tapi kok nggak interested ya. Akhirnya pas udah sampai Jalan Raya Kuta, suami liat warung makan dengan tag 'Yogyakartaan' dan langsung puter balik. Namanya Warung Makan Mbok Limbok.


Pesanan kita ayam goreng penyet, mujaer penyet, sayur asem, tahu dan tempe goreng. Walaupun dibilang kalo rumah makan ini "Yogyakarta"an, tapi nggak kerasa ada rasa manis di masakannya. Yang ada pedes ala sambel Bali, tapi enaaaaak! (pas lagi nulis ini, ym-an sama suami dan nostalgia rasa sambelnya. Masih kerasa di lidah ya beb rasanya? Hahaha, sarap) Nggak tau juga kalo lagi lapar. Sambil makan, liat sekeliling, kok banyak kanvas isinya testimonial dari artis-artis ya? Apa Warung Makan Mbok Limbok ini terkenal ya? Haha..

Testimonial di dinding warung makan

Sekitar jam lima akhirnya sampai juga di hotel. Haleluya capeknya banget! Tidur-tiduran bentar sambil nonton tv, suami udah maksa buat tidur beneran, tiba-tiba setengah tujuh bangun dan bilang, "Liat sunset yuk!". Dan dengan terbirit-birit kita berdua ngacir ke Pantai Kuta depan, dan.. terlambat. Hahaha. Tapi seru banget liat orang ngumpul di pantai, suasananya adem, ada yang foto prewed! 



Cantik kan? Meskipun ketinggalan sunset nggak nyesel rasanya liat langit yang cantik banget. Meskipun orang banyak yang bilang kalo Kuta adalah pantai sejuta umat, udah terkontaminasi banyak turis, gue tetap ngerasa damai dan betah tuh disini. Sesama turis mungkin. :p

Hari berganti malam, dan kita berdua masih kerukupan dibawah selimut sambil nonton tv kabel. Masya Allah malasnya keluar, belum tenggorokan yang meradang bikin gue malas makan apapun. Sigh, boro-boro mau makan, nelen ludah ajah sakit. Tapi nggak tega banget liat suami yang masih semangat empat lima, akhirnya sekitar jam setengah delapan, kita berdua keluar. Rencananya sih cari yang enak-enak di daerah Legian. Belum lama keluar, di pinggir jalan liat Kuta Beachwalk, semacam mall nggak jauh dari hotel, dan saya maksa turun karena penasaran. Mallnya keren mamaaaah... Ada roof gardennya sama air mancur!



Tadinya pingin makan disini. Ada Kitchenette, sama Nanny's Pavilion, tapi suami tak mau makanan barat. Pingin nasi lauk pauk diaaa. Huh. Akhirnya nggak lama puter-puter kita keluar dan pindah ke Legian. Sempet lewat beberapa restoran, sampe akhirnya masuk ke satu restoran yang namanya Warung Mina. Pilihan ini benar-benar cap cip cup, harap-harap cemas aja makanannya enak.


Sesungguhnya pas lagi nunggu pesenan datang, gue sempet google-google soal Warung Mina ini, dan ada satu review dari trip advisor yang bikin jiper. Pokoknya intinya reviewnya nggak oke deh. Tapi karena udah keburu pesen dan nggak mau ngecewain suami yang kayaknya udah lapar berat, akhirnya gue diem aja sambil nunggu makanannya. Hihi, maapkan aku suamiii.. 
Untuk minumannya suami pesen ginger tea, dan gue air mineral (lagi). We are officially falling in love with their ginger tea. Harum dan enaaaaaak. Suka, sampai sekarang masih kebayang-bayang harum teh jahenya. Intinya untuk beverages dia two thumbs up. :D Untuk makan malamnya, gue pesen sup bakso gurame dan kerang bakar, sedangkan untuk suami pesen semacam gurame dikasi saus apa ya, gue juga lupa namanya. :D




Secara keseluruhan sih gue suka makanannya. Buat kerang dan guramenya rasa sausnya terlalu mencolok buat gue, tapi kata suami enak-enak aja, gue jadi mikir apa gara-gara tenggorokan gue lagi bermasalah ya? Buat sup bakso guramenya, enak, nak, nak, naaak!! Hehehe, untungnya review dari trip advisor itu nggak terjadi sama kita berdua yah. 
Pulang ke hotel sempet aja take away potato wedges sama chicken wings dari Pizza Hut sebelah hotel dengan alasan, tadi kan aku makannya dikit sayaaang. Huahaha, bubye diet :))

And, that's the end of day 2! Besok harus pulang ke Jakarta! Hiks, uh-oh, nggak mau pulang duluuuu.. :( :(


Bali (Day 2) part 1

Hari kedua diawali dengan kebingungan mau kemana. Jadi emang pada dasarnya dari awal liburan kita nggak bikin itinerary, karena mau liburan ini free and easy aja. Akhirnya setelah buka peta Bali yang segede-gede gaban (I am not lebay, ini suami yang beli) akhirnya kita berdua mutusin mau pergi ke Tanah Lot aja.
Sebelumnya kita mau sarapan dulu di Bali Bakery, karena udah penasaran banget sama review yang bener-bener buat drooling. Liat di GPS, okesip deket hotel. Oh ya, selama perjalanan hari kedua, kita nyewa motor dengan sewa Rp. 50.000,- per harinya.
Akhirnya berbekal GPS di BB, off we go to Bali Bakery. Tapi kok, pas sampai di titik merah yang ada di GPS, tengok kiri kanan, nggak ada Bali Bakery sejauh mata memandang. Akhirnya tanya sama bapak-bapak yang kebetulan lewat, terus ybs nunjukkin arah ke Jalan Imam Bonjol. Kalo liat di GPS sih, emang di Jalan Imam Bonjol itu juga ada Bali Bakery, apa GPSnya belum keupdate ya? Dengan harap-harap cemas, kita menuju arah yang ditunjukkan sama bapak tadi, dan ketemu! Alhamdulilaah ya Allah..



Kesan pertama pas masuk, astaga, pingin makan semuanyaaaa... Enak-enak kayaknya pastrynya. Tapi sebelum gue sempet beli pastrynya buat sarapan, sempet ngintip pesenan orang lain, kok kayaknya enak-enak yah, jadi tergoda buat pesen. Pas menu datang, yeah rite, bingung pingin pesen semuanya!




Awalnya gue sok-sokan gitu pesen capuccino, karena masya Allah ngantuknya abis minum obat batuk. Tapi ternyata tetep aja nggak suka dan dituker sama teh angetnya suami. Suami pesen breakfast set tipe dua, semacem roti kering kayak bagel asin, pake beef bacon sama keju, dan sayuran rebus. Gue pesen club sandwich sama french fries. Dan seperti biasa, taman orang emang selalu lebih ijo, dan makanan suami lebih enak banget dari makanan gue. Hahaha. Harga makanannya sekitar Rp. 25.000,- - Rp. 65.000,- dan porsinya porsi bule banget. Gedeeee! Gue cuma abis makan separonya, ngemil-ngemil makanan suami sedikit, thank God kita nggak pesen pastry juga. Suami sampe bilang, nanti malem kesini lagi juga gapapa lah. Nagih banget. Hehe..

Selese sarapan, pergilah kita ke Tanah Lot. Sempet deg-degan karena kok mendung, tapi ternyata lama-lama cerah lagi. Setelah nanya beberapa orang, bolak-balik cek GPS, sampailah kita ke suatu pantai cantik banget... yang bukan Tanah Lot! Sukses nyasar sodara-sodara!!!

Pantai nggak dikenal yang alhamdulilah bagus banget.


Karena pantainya subhanallah cantik dan sepi banget kayak private beach (awalnya sempet cengok, tengok kanan kiri karena takut kalo itu emang private beach, dan nyadar, mungkin karena waktu itu tengah hari bolong jadi nggak ada orang juga ya?), kita stay sebentar disitu, foto-foto, duduk-duduk di tempat duduk berpayung yang ada di sepanjang pantai. Kalo misalnya nggak inget waktu (dan digangguin sama pedagang disitu, tetep ya ada dimana-mana), mungkin bisa ketiduran disitu. Ketemu sama semacam satpam penjaga pantai (no, no, bukan Baywatch), kita tahu kalo nama pantainya adalah Pantai Balisani. Dan dari satpam itu juga, kita akhirnya tahu arah yang benar menuju Tanah Lot. Bye bye Balisani!

Setelah perjalanan beberapa jam, berapa jam ya? Lupa ish, pokoknya sampai di Tanah Lot sekitar jam setengah 1 siang. Pergi dari Bali Bakery, jam 11an kali ya.
Dulu gue udah pernah ke Tanah Lot, tapi kayaknya kok udah banyak berubah ya. Makin bagus. Motor dan mobil nggak boleh masuk, jadi rasanya jalannya lenggang dan bersih. Waktu itu bukan musim liburan juga kali ya, jadi kondisinya sepi. Dari parkir menuju pantainya banyak orang jualan kiri kanan, dan kalo nggak inget ribet bawanya, pingin rasanya beli semua, termasuk lukisan yang lucu-lucu itu.




Nggak nyesel jauh panas-panas bergantung GPS buat sampai kesini, Tanah Lot adalah salah satu highlight dari liburan kita. Bagus banget. Tanah Lot adalah pantai karang dimana terdapat pura-pura di pinggirnya. Puas banget jalan-jalan disana.



Banyak banget cerukan di karang yang ada air laut dan ikannya. It's really cool, jadi inget kalo Lima Sekawan suka berenang di cerukan macam ini di Pulau Kirrin. :D






Banyak pendopo yang bisa dipakai buat istirahat sambil tidur-tiduran, jadi kalo misalnya capek pas lagi mendaki ke pura yang paling ujung, bisa duduk-duduk sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Untungnya lagi pas kesana lagi sepi, jadi pendoponya banyak yang kosong.
Kita berdua disana sampai jam dua-an, dan sumpah males banget buat beranjak. Karena malas, dan karena bingung tujuan berikutnya mau kemana. Gue pingin banget beli pie susu yang ada di Jalan Nangka Gg Nuri, karena menurut pengamatan dan review yang ada pie susu disitu banyak direkomendasikan. Liat GPS, Jalan Nangka ketemu, dan kita berdua pun pergi menuju tujuan berikutnya! Tanpa tahu kalo perjalanan ini bakal jadi perjalanan yang panjaaaaang dan melelahkan sekali. Next part yaaa!!! :D