Pages

June 01, 2010

ZARA raise MALICE?

too lazy to write in English, what would you say if now I am writing in Bahasa?

Gapapa ya, sekali-kali. :)

What's life, what's life? Mine is gorgeous. Thanks God for blessing me every day, for giving me time to living my life well and appreciating every breath that I take. I really know that You won't let me down, will you?

(Tuh kan, balik lg ke English. Plin-plan deh gw)

Jadi gini. Kemarin waktu gw browsing suatu brand yang lumayan ternama di negeri kita ini, okelah gw sebut aja, tapi bukan iklan, ZARA, gak sengaja Google membawa gw ke thread di salah satu forum yang lumayan ternama juga di negeri kita. Judulnya yang catchy, dan ditulis dengan huruf kapital semua makin membuat gw penasaran. ZARA = PEMBODOHAN KONSUMEN.

??? Makin penasaran, gw buka thread itu, baca satu persatu posting dan replynya. Intinya, orang yang buka thread itu (istilahnya apa sih, gw belum terlalu familiar) berkata kalo ZARA Indonesia itu:



1. Absurd. Karena waktu ada sale, pihak tokonya menutup semua fitting room, dan tidak mengizinkan setiap orang masuk dan mencoba barang yang akan dibelinya.


2. Salenya adalah baju sisaan DUA musim lalu. Sedangkan si penulis bilang dimana-mana kalo sale itu harusnya LAST SEASON, bukan LAST TWO SEASONS.

3. Salenya tetap mahal. Misal dari 299.000 hanya turun ke 229.000 saja.

4. Terlalu diagungkan kalo di Indonesia. Menurut pengalaman penulis yang pernah di Belanda, disana lapak ZARA berada di basement apartement orang, bukannya di mall mewah seperti di Indonesia.

Lalu gw baca replynya lagi, dan makin mengerutkan kening. Ada yang bilang Zara itu produk jelek, lebih baik beli produk Indonesia. Ada yang bilang kalo konsumen Zara itu bodoh, karena hanya mengutamakan brand saja. Ada juga yang berpendapat para pemakai ZARA gak usah songong, karena sebenarnya di luar itu produk ZARA adalah barang murahan. Bahkan disetarakan dengan Ramayana di Indonesia.

Langsung sisi evil gw mencuat. Hehe, mungkin opini gw bakal sedikit parah, tapi ya ini yang gw pikirin waktu pertama baca thread itu. Gw sih setuju sama poin nomer satu, dimana sedikit keterlaluan kalo tidak mengizinkan konsumen untuk menggunakan fitting room, meskipun dalam keadaan sale. Gw juga amat sangat setuju bahwa sebaiknya kita membeli produk Indonesia. Gw suka Zara lho, jangan salah, tapi gak memaksakan aja untuk beli walaupun affordable. Toh, kalo sepatu gw lebih suka eye-ing ke Wondershoe. Murah, produk dalam negeri.


Tapi makin ke bawah, gw makin menemukan komentar-komentar yang amat sangat menyudutkan, bahkan cenderung menjelek-jelekan. Gw bukan penggemar forum sih, jadi gak begitu terbiasa dengan bahasanya. Mungkin memeng bahasa yang dipakai seperti itu, gw gak tahu. Tapi sepertinya makin lama thread ini makin gak fair buat Zara. Dan beberapa brand lainnya yang tersebut. Intinya penyerangan satu arah.


Bisa dilihat pola pikir kebanyakan orang, yang masih terlihat picik menurut gw. Oke, itu kan pendapat mereka, gw hargai, tapi gw juga mau menyuarakan pendapat gw. Gw gak bela Zara lho, jangan salah, tapi kalo kasarnya gw bilang, "Kalo misalnya gak bisa beli, ya gak usah beli. Jangan berakhir dengan menjelek-jelekan merk seperti Zara. Kalo misalnya gak affordable, ya cari aja barang buatan dalam negeri yang sesuai dengan kantong kita. Jangan paksa beli barang bermerk pada waktu sale, dapet produk yang gak sesuai, dan pada akhirnya misah-misuh gak keruan di thread."


Manusia kurang bersyukur dengan apa yang dia miliki. Selalu melihat ke atas, melihat pada barang yang tidak dimiliki, dan akhirnya berujung pada rasa iri. Dengki. Dan pada akhirnya, cara yang pas untuk menyalurkan kedengkian itu adalah dengan menjelek-jelekan sesuatu yang tidak tercapai itu.


Gw sendiri suka melakukannya. Iri sama orang yang bisa beli sepatu jutaan. Dan kadang-kadang membatin, "Buset, satu sepatu bisa gaji gw setaon." Tapi pada akhirnya, gw inget, they do have the money, and their way to splurge it. Salah bagi kita kalo menjudge orang dari sejumlah uang yang dikeluarkannya. Dia beli tas 10 juta, mungkin juga dia mengeluarkan 10 juta untuk sedekah misalnya. We'll never know.


Intinya, gak usah deh sirik-sirikan sama orang. Dengki gak bawa hasil kok, apalagi sampe menjelek-jelekan sesuatu. Kalo memang gak suka, biarkan orang lain menyukai dengan caranya sendiri. Bhinneka Tunggal Ika, kan? :)


Jadi ngelantur kemana-mana. Parah gw kalo uda cerita. Yah, silakan deh dimaknai dengan persepsinya masing-masing. :)

9 comments:

  1. Nice. Makasih juga ya.. jadi tau soal wondershoe :D. Soalnya kaki aku diatas rata-rata, jadi agak susah klo cari sepatu :D

    ReplyDelete
  2. I wish I could read and understand bahasa

    ReplyDelete
  3. nice conclusion dela :)
    u grow more mature :)
    like it!

    ReplyDelete
  4. aku seh kalo beli sesuatu nggak pernah ngeliat dari brand. karena menurutku orang nggak bakal ngeliat baju kita mpe ke dalemnya hanya buat ngeliat apa merknya. yang penting nyaman, affordable.
    Pernah aku beli salah satu produk Zara (itu juga dibeliin), then saya pakai. Waktu aku pake juga orang terdekat pun juga biasa aja, nggak yang komen heboh. We`ll see.. kita bisa bergaul bukan karena apa yang kita miliki tapi apa yang bisa kasih ke orang lain such as tender, care, or even just smile...
    Tapi ya nggak ada salahnya kalo punya yang branded tp nggak "kudu" lah... masih banyak yang perlu bantuan kita dibanding desainer2 terkenal itu

    ReplyDelete
  5. well, kesadaran buat make barang dalam negri sih tergantung masing2 individu. sah2 saja kalau seseorang lebih mentingin make produk lokal daripada produk impor, tapi tidak dengan cara menjelekkan produk impor tsb. kalau mau mengajak orang biar make produk lokal ya tulis donk begimana bagusnya produk2 lokal, jadi orang yg ngebaca bisa "terhasut" buat make produk lokal.

    ReplyDelete
  6. wah kalo aku gak begitu paham dengan merek begituan non...
    ya harap maklum lah.. wong ndeso.. hehe...

    ReplyDelete
  7. i agree. ZARA in indonesia is overrated.

    i have been to the brand's flagship store in Spain, dan memang di sana ZARA itu merek biasa, bukan luxury brand sama sekali. positioning mereka di indonesia memang buat pasar barang mewah sih, tapi setelah beberapa taun makin berasa kalo kualitas barang nya makin turun.

    jadi mending belanja barang2 dalam negeri aja deh kali ya :D

    ReplyDelete
  8. setuju tuh, sama opini mbak!
    :D

    ReplyDelete