Hayo ngakuuuu, pernah nggak mikir kalo dunia nggak adil? Kalo seakan sesuatu nggak jatuh pada tempatnya dalam hidup kita?
Saya pernah.
Contoh yang paling simple aja. Ada seorang teman bertanya, pernah nggak sih mikir kalo banyak orang lain dengan kerjaan yang less effort dibanding kita, tapi gajinya sama? Atau malah lebih gede?
Jujur sih pernah. Pernah juga menyesali kenapa begini kenapa begitu. Pada akhirnya kembali ke pertanyaan dasar, "Kenapa sih nggak lahir jadi miliuner aja?" Haha..
Intinya setiap orang pasti sudah diberi porsi yang sesuai oleh Yang Maha Kuasa. Porsi yang bisa ditangani dan dipertanggungjawabkan dengan baik oleh kita. Mungkin Tuhan berpikir kalo kita nggak bisa handle gaji 50 juta dan cuma bisa ngehambur-hamburin beli Celine bag terbaru? Atau mungkin kalau terlahir dengan sendok emas jadi nggak tau gimana susahnya cari uang literally dengan darah dan keringat? *curcollebay*
Apapun itu, saya percaya semua pasti ada tujuannya. Nggak ada sesuatu yang sia-sia kalau kita ngerjainnya dengan ikhlas. Insya Allah.
*sekelumit catatan untuk memotivasi diri ketika sedang menghadapi kerjaan "membangun seribu candi dalam satu malam"* :p
June 11, 2012
Long Distance Marriage
Picture from here |
Jaman sekarang orang yang LDR (long distance relationship) -an udah banyak kali ya? Gimana kalo LDM?
Berani taruhan jaman sekarang banyak pasangan yang ngalamin long distance marriage, atau pernikahan jarak jauh. Lho kok bisa? Ya, banyak faktor. Saya sendiri (ini jadi sedikit curcol ya.. ya maaf, haha) sudah menjalani LDM ini kurang lebih 4 bulan ya.. (eh, dipikir-pikir hari ini tepat empat bulan! Happy fourth monthvesary, babe! hehe..), dan sebelum itu sempat LDR-an selama setahun kalo nggak salah. Nggak jauh sih sebenernya cuma empat jam perjalanan. Dan masih bisa ketemu seminggu sekali (alhamdulilah ya Allah..)
Kenapa?
Ya, jawabannya simple sih. Karena pekerjaan. Hehe, kebetulan tempat dinas yang berbeda kota menyebabkan saya sama suami harus "pisah rumah" untuk sementara. Sementara? Ya, pinginnya sementara dunk. Masa mau selama-lamanya? Doanya sih mudah-mudahan dikasih jalan biar bisa bersatu lagi suatu saat nanti. Amin.
Kondisi ini emang bukan kondisi yang ideal sih. Banyak pro kontranya juga. Dan banyak pemikirannya juga sebelum memutuskan untuk menjalani LDM ini. Kalau di kasus saya sih simple aja. We still need the money! Hahaha.. Saya pribadi juga masih betah bekerja. Kenapa nggak cari kerja deket suami? Maunya gitu sih cin, cuma saat ini emang kondisinya seperti ini, yah dicoba dijalani juga.
Eh, ada loh, yang rese, judgemental dengan gaya hidup ini. Dibilang nggak pantes lah suami istri hidup terpisah, dibilang suami-nya nggak feasible buat provide istri, whatever, bla, bla, bla. Kalo kata saya sih, setiap orang pasti udah punya pertimbangan masak-masak buat hidupnya. Ya dihormati aja lah. Why mind each other's business? Harusnya didoakan aja, supaya dapet solusi yang terbaik buat LDM ini.. :D
Untungnya sih, ada temen-temen sekitar saya yang suportif sekali, jadi saya bisa kuat menjalani ini.Saya masih bisa dibilang beruntung lho! Ada juga yang menjalani LDM sampai beda pulau, ouch... itu selain makan waktu, juga makan lebih banyak biaya buat ketemuannya. Makanya harus sering-sering bersyukur sama apapun keadaannya.
Buset, curcol juga nih malem-malem. Be strong ya buat temen-temen yang LDM, God's with you! :)
Guilty Pleasure (part 1)
Jajanan pisang coklat depan kantor *tutupmuka* |
Bubur ayam sama kerupuk buat sarapan. Goddamn, it's so good! |
Ketoprak! |
Sup ceker. My favorite one is from Mie Akup. Kalau lagi main-main ke Sukabumi, mampir ke Mie Akup ya! Yamin dan sup cekernya, mantaaap... *lha, malah promosi* |
Subscribe to:
Posts (Atom)