Seseorang pernah berkata,"Motivasi datang dari sendiri. Sekeras apapun "orang lain" memotivasi anda, apabila Anda tidak tergerak hatinya untuk berubah, maka motivasi itu akan sia-sia".
Saya hidup diantara orang-orang perokok. Keluarga saya mayoritas perokok. Teman-teman terdekat saya perokok. Waktu SMA dan kuliah, sering kali saya bertanya,"Kenapa merokok?", "Apa enaknya merokok?", "Gak sayang kesehatan?", "Gak sayang duit?" and bla... bla... bla...
Dan respon yang saya dapatkan juga bermacam-macam.
"Merokok bisa membantu gue berpikir dengan jernih.."
"Kalo gak ngerokok, gue gak bisa kerja."
"Banyak kok orang yang gak ngerokok, tapi tetep gak bisa nabung beli mobil sendiri kayak gw."
"Coba lihat, mana ada orang meninggal pas lagi ngerokok."
"Banyak kok orang sakit bukan karena rokok."
Bla...
Bla....
Bla....
The thing is I really don't give a damn whether you are smoker or no. I love you just the way you are (hehehe..), as long as you don't smoke in front of me, or among people who don't smoke. It's your own choice to keep smoking, but please, please, please, don't let other people also suffer its consequences.
Thank you.
*postingan yang dibuat karena ada bapak yang merokok di angkot seenak jidatnya, padahal jelas-jelas di pintu angkot ditempel stiker "Dilarang Merokok di Tempat Publik". What a moron*
setuju.....asep kok pada doyan
ReplyDeleteSAlam kenal dari : http://www9.blogdetik.com/
ReplyDeleteMerokok bikin tambah dosa ,,,,,,,,, !ab
I`d rather say no. tapi sebenernya aku sependapat sama dela,,, yang penting saling respek aja
ReplyDeleteGue selalu galak ama perokok and no 1 requirement to be my man is a non-smoking person hihihi..
ReplyDeleteCan't stand the smell. Ouch
kalo udah urusannya sama pecandu rokok emang susah, mesti harus kesadaran sendiri, dibikin peraturan gimanapun sama pemerintah kalo dirinya gak sadar yang gak bakaln digubris....
ReplyDelete