Apologize part.2

Berat. Berat banget. Keputusan ini gak gw ambil dalam semalam dua malam aja. Makanya gw gak terima kalau ada orang-orang yg bilang ini adalah pikiran kekanakan gw saja. Hey, I am growing up! Gw udah memikirkan baik buruknya, konsekuensi yg harus gw terima. Once again, freedom always comes with a price. Mungkin yang terburuk adalah pikiran orang lain yang mengatakan bahwa gw kekanakan. Childish. Atau yang bilang gw lari dari perjuangan. Pengecut. Coward.

Gw gak menyalahkan. Mungkin gw pengecut. Penakut. Ada orang-orang yang bilang kalo gw terlalu childish, masih butuh waktu banyak untuk main, yang otomatis terenggut di saat gw di proyek. Oh, iya. Gw dengan tegas menyatakan, iya, gw butuh waktu lebih banyak buat gw. Gw pingin weekend gw bisa dihabiskan dengan keluarga. Gw pingin punya waktu buat istirahat, nonton, nulis jurnal pribadi gw, bukannya langsung tidur begitu nyampe rumah karena kelelahan. Gw pingin bisa shopping, tanpa harus lewat online shop. Gw pingin bisa olahraga lagi tiap malam. At least, gw pingin istirahat dengan tenang kalo lagi sakit. Bukannya ditelpon, dan didesak-desak masuk kantor.

Gw banyak mau? Yes, I am! Why not? I deserve better. Gw trus memikirkan ini. Banyak orang di sekitar gw, yang nggak puas dengan pekerjaannya, gaji yg nggak sesuai dengan gilanya waktu kerja, tapi tetap nggak bisa bergerak, karena mereka gak punya pilihan lain. Gw salut, karena gw pasti gak tau apa yg harus gw lakuin, seandainya gw punya tanggung jawab besar terhadap keluarga seperti mereka. Akankah gw seberani ini dan memutuskan untuk pergi?

Kalau menjadi dewasa artinya memutuskan untuk TIDAK mengikuti kata hati, maka saat ini juga gw memutuskan tidak mau dewasa. Gw cuma berharap, setiap orang mau menerima keputusan yang gw buat. It's hard, man! Apa lo gak pikir kalo gw juga menyimpan perasaan bersalah ke semua orang yang gw tinggalin disana?

Seriously, i've never made such a big decision until now. Semua pendapat gw denger, gw masukin ke pertimbangan. Tapi sekali lagi, ini hidup gw. Please, hargai keputusan gw.

Dan, buat teman-teman yang terus bertahan, gw akan selalu berdoa. Kita sama-sama tau perjuangan masing-masing, pengorbanan waktu hanya untuk memenuhi tanggung jawab kepada keluarga. Orang-orang disekeliling gw adalah pahlawan. Meninggalkan anak yang sakit, istri yang sedang hamil tua adalah pemandangan yang biasa disini. Dan jujur, gw gak mau itu terjadi dalam hidup gw. So, let me say, move on.