Pages

November 23, 2015

#YogyaSoloTrip : Where To Go (part 1)

Seperti yang udah diceritain di post sebelumnya bahwa selama perjalanan ini itinerary ga disusun, dan pergi kemana kaki melangkah aja. Waktu hari Jumat bangun, masih bingung mau kemana, ditambah harus ngecek timeline karena hari itu Shondaland's TGIT (teteeeep, hahaha..). Akhirnya memutuskan mau ke daerah Prawirotaman/ Tirtodipuran karena disitu banyak tempat makan. Goggling2 dan ketemu salah satu tempat makan yang jadi satu sama art gallery dan banyak dapet review bagus, Kedai Kebun, jadilah saya menetapkan tujuan kesana. Mau mampir-mampir di jalan sih liat nanti aja.

Dari guest house ke Kebun Kebun 45 menit aja kalo jalan kaki. See? Makanya sarapannya harus nasi goreng, hahahhaa...
Keluar Pawon Cokelat sekitar jam berapa ya? Sembilan? Lupa, pokoknya masih pagi dan Malioboro masih sepi. Kedengeran suara lagu jawa yang melantun dari radio yang terpasang di sepanjang Jalan Malioboro. Rasanya nggak pernah sebelumnya jalan di Malioboro dalam kondisi sesepi ini. Salah satu toko favorit saya, Mirota Batik (eh, sekarang udah ganti nama btw jadi Hamzah Batik, ganti pemilik?) sudah buka, tapi saya memutuskan untuk mampir nanti saja.

Sampai ujung jalan Malioboro, ternyata titik nol kilometer sedang direnovasi sehingga jalan ditutup. Saya memutuskan belok kiri ke arah Jalan Panembahan Senopati sampai bertemu dengan gerbang Taman Pintar Yogyakarta. Sungguh awalnya kurang tertarik dan cuma masuk karena penasaran sama gedung Planetariumnya saja, cuma in the end lama banget keliling-keliling disitu. Menarik deh ternyata. Atau memang mengunjungi lokasi wisata khusus anak tanpa membawa anak itu membuka perspektif baru ya? Jatuhnya ke entertaining diri sendiri bukan entertaining anak.

Jumat itu, di halaman Taman Pintar sedang ramai sekali karena ada semacam pameran dan panggung yang diisi berbagai macam penampilan anak TK. Saya beli dua tiket, untuk ke planetarium (Rp. 15.000,- untuk orang dewasa) dan tiket masuk Gedung Oval dan Memorabilia (Rp. 18.000,- untuk orang dewasa). Karena waktu itu sudah mau pukul 10 dan show di Planetarium sudah akan dimulai, saya pergi ke Planetariun dulu.

Di luar studio. Di dalam studio, dilarang foto-foto. Mengeluarkan hp, kamera atau benda bercahaya lain juga dilarang.
Mungkin karena bukan weekend, jadi pengunjung waktu itu belum terlalu banyak. Planetariumnya sendiri menurut saya keren sekali, apa karena baru pertama kali masuk Planetarium, jadi belum bisa membandingkan dengan yang lain? Lama pertunjukan tiga puluh menit, kita dipertontonkan langit Yogyakarta malam itu, zoom in ke beberapa planet yang terlihat. Plus ada dua film pendek yang khusus dishoot menggunakan kamera 360 derajat. Nice shooow.

Setelah selesai di Planetarium, saya masuk ke gedung memorabilia. Untuk gedung memorabilia sendiri tidak terlalu banyak yang dipertunjukan, sebagian besar tentang sejarah Indonesia dan presiden dari waktu ke waktu. Ada sesi bangunan yang menyimpan beberapa personal belonging dari mantan presiden Indonesia, seperti salah satu award-nya Habibie, baju koko Gusdur dan baju pramuka SBY.

Dari gedung memorabilia, saya masuk ke Gedung Oval. Awalnya sih ga berharap banyak, tapi lhooo.. ternyata dalamnya luas dan baguuuus sekali. Serius, bagus banget deh dalamnya. Terbagi ke beberapa lantai dan beberapa zona, ada zona fisika, kimia, biologi, industri, budidaya makanan, teknologi, duh saya lupa saking banyaknya. Serius, bagus, inovatif dan interaktif sekali. Rasanya rada nggak percaya di Indonesia ada gedung seperti ini.

Pintu masuk gedung oval = akuarium!





Zona apa namanya, cuma isinya tentang sejarah kota Yogyakarta, ada bioskop mininya memutar film pendek tentang Yogya.
Another poor attempt of taking picture by self timer.
Jujur nggak banyak foto-foto disini karena terlalu banyak ber-aaaaw... sambil megang alat-alatnya yang interaktif. Bayangin, ada zona olahraga lengkap sama video games untuk main tenis, sepakbola, terus main basket ala-ala Timezone gitu. Super kewl. Di lantai paling atas dekat pintu keluar ada bioskop 4D yang tiket masuknya harus beli secara terpisah, Rp. 20.000,- kalau nggak salah, tapi worth it lah buat film pendek selama 15 menit.

Revisit? Super yes! Apalagi kalo sama Zafran ya.. Halaman Taman Pintar juga cukup luas, dimana tiket masuknya gratis, ada taman lalu lintas dan beberapa permainan yang seru.



Main air gratis!

Ngga terasa keluar dari Taman Pintar ini udah jam satu aja, tiga jam sendiri di dalam. O ya, ada semacam food court juga di dalam dengan berbagai pilihan jadi ngga usah takut kelaparan.

Next stop adalah Taman Sari, another post yaaaa...

2 comments:

  1. Bagus ya taman pintar ini. Sangat bersih dan terawat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah, kapan-kapan maen ke Yogya koh.. Andrew sama Emma pasti seneng.

      Delete